Di halte depan kampus belum sampai di jam sepertiga malam. Saya melihat pemuda; tidak terlalu tinggi, hanya mengenakan celana pendek dan kaos hitam. Ia tidak terlihat seperti orang yang hendak berpergian, namun lebih terlihat tengah meratapi dunia. Meski lebih terlihat bara rokok di tangannya, namun tak mungkin salah, kepalanya penuh dengan kegetiran yang siap dimuntahkan kapan pun. Saya tidak berani bertanya, sebab mungkin pria itu hanya ingin sendiri atau sengaja menyendiri dari padatnya pemikiran dan keadaan yang menjadikanya terlihat sangat kalut. Saya hanya mengamati dan berusaha memaknai, bahwa seorang pria yang dianggap perkasa ternyata bisa menjadi sangat lemah hanya karena suatu masalah. Namun saya semakin dibuat mati penasaran atas apa yang pria ini lakukan. Ia tidak mengajak saya berbicara. Ia hanya menjaring bising kendaraan yang lewat, menghisap batang tembakau berkali-kali. Dan sesekali menyeka wajahnya. Entahlah, entah ada sungai yang mengalir di pipi atau tengah bersy...
Search This Blog
Sajak Sederhana | Sebuah Catatan
Sebab hati akan terus bergerak sebagaimana rasa menempanya
Posts
Featured
Latest posts
Kilas Balik: 366 Hari yang Telah Terlewati | Sebuah Catatan
- Get link
- X
- Other Apps
Bait Renjana | Puisi | Sebuah Catatan-Sajak Sederhana
- Get link
- X
- Other Apps
Sebuah Perjalanan: Diri Sendiri | Sebuah Catatan-Sajak Sederhana
- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
- Get link
- X
- Other Apps